Hakekat Kehidupan Dunia

( oleh Ustadz Riyanto )
Manusia diibaratkan seperti orang asing atau orang yang bepergian dan mempersiapkan bekal kematian
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمنْكِبَيَّ فَقَالَ: (كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ) وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: “Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku seraya bersabda: ”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara”. Maka Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma menyatakan: “Jika engkau berada di sore hari janganlah engkau menunggu datangnya esok hari. Jika engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menunggu datangnya sore hari. Pergunakanlah masa sehatmu untuk menghadapi masa sakitmu, dan masa hidupmu untuk menghadapi masa kematianmu.” (HR. Al Bukhari)
Untuk itu harus tahu dan paham peta agar tidak tersesat, lantas bertanya kepada siapa ?
Pasti jawabannya yaitu Allah SWT karena Allah lah menciptakan dunia beserta isinya ini ,dengan cara membaca membaca Al Qur-an
Di dalam al qur an ada beberapa surat yang menjelaskan tentan hakekat kehidupan dunia antara lain surat al kahfi ayat 45 dan al hadid ayat 20
Dalam kesempatan kali ini akan kita sampaikan:
Tafsir Surah al Kahfi Ayat 45: Dunia di serupakan dengan air,
Kenapa Dunia Diserupakan Dengan Air ?
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ….( الكهف:٤٥
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit…” ( Al Kahfi: 45 )
Seorang ulama yang arif menjelaskan :
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan dunia dengan air, (dengan beberapa alasan)
1- ﻷنّ الماء ﻻ يستقرّ في موضع، كذلك الدُّنيا ﻻ تبقى على حالٍ واحدة.
Bahwa air itu tidak diam menetap di suatu tempat, demikian pula dengan dunia yang tidak tetap dengan satu kondisi yang sama.
2- وﻷنّ الماء يذهب وﻻ يبقى، فكذلك الدنيا تفنى. ولاتبقى
Bahwa air itu bisa (mengalir) pergi tidak tetap, demikian pula dengan dunia yang bersifat fana tidak kekal.
3- وﻷنّ الماء ﻻ يَقدر أحدٌ أن يدخله وﻻ يبتلّ، وكذلك الدُّنيا ﻻ يسلم أحدٌ من فتنتها وآفتها.
Bahwa air itu, seseorang tidak akan mampu masuk ke dalamnya tanpa basah, demikian pula dengan dunia, seseorang tidak akan mampu selamat dari fitnah dan bahayanya.
4- وأنّ الماء إذا كان بقدرٍ كان نافعًا مُنبتًا، وإذا جاوز المقدارَ كان ضاراًّ مُهلكًا، وكذلك الدُّنْيَا، الكفافُ منها ينفع، وفضولُها يضرّ”
Bahwa air itu, apabila (digunakan) secara proporsional kadarnya niscaya bermanfaat dan dapat menumbuhkan (tanaman), namun apabila melebihi batas berpotensi mendatangkan bahaya yang dapat membinasakan. Demikian pula dengan dunia, (jika digunakan) secukupnya bermanfaat namun apabila mengambil lebih dapat membahayakan.
Al-Jami’ li Ahkâm Al-Qur’an karya al-Qurthubi (289/13)
Setelah kita tau bahwa kehidupan di dunia ini hakekatnya pasti mengalami perubahan ,ujian serta bahwa dunia ini fana
Kita bisa mawas diri dan selalu intropeksi serta sadar kita akan kembali kepada sang pencipta yaitu Allah SWT dan akan dimintai pertanggung jawaban
Kita harus paham bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT
Sebagai mana firman Allah
Surat az zariyat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Semoga kita semua menjadi manusia yang beruntung bisa kembali kepada Allah SWT dalam keadaan suci bersih sebagai mana kita diciptakan.
Setidaknya tidak berlumuran dengan dosa…
Dan kita mengakui bahwa diri kita ini lemah hina yang maha suci dan maha kuat hanya Allah SWT.
