10 Teman Setan - MDM TLOGOSARI
  • Selamat Datang Di Masjid Daarul Muttaqin Tlogosari Kota Semarang - Jawa Tengah
Kamis, 23 Oktober 2025

10 Teman Setan

10 Teman Setan
Bagikan

oleh : Ustadz Syaifullah.


Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih bahwa pada suatu hari iblis diperintahkan oleh Allah untuk datang kepada baginda Rasulullah Saw. dan menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh baginda Nabi. Datang iblis dalam bentuk orang tua pakai tongkat. Jadi iblis itu bisa malih warna. Dia termasuk jenis makhluk halus, termasuk jin dan malaikat. Itu bisa malih warna sesuai dengan mereka kehendaki. Ketika datang, baginda Nabi bertanya,

من أنت ؟

Siapa kamu?

Dia jawab,

أنا إبليس

“Saya iblis.”

Jujur.

لماذا جئت ؟

“Mau apa kamu datang kemari?” kata baginda Nabi. Dijawab oleh iblis,

إن الله أمرني أن آتيك وأجيبك عن كل ما سألتني

“Allah memerintahkan saya untuk datang kepadamu dan menjawab segala pertanyaan yang engkau ajukan kepada saya.”

Atas pertanyaan ini baginda Rasul kemudian bertanya dengan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama,

إبليس ، كم إخوانك من إمتي ؟

“Ada berapa sih teman-temannu dari golongan umatku?”

Siapa saja yang jadi teman-teman kamu iblis? Menjadi antekmu, menjadi alatmu, sejak dari dunia sampai ke neraka nanti. Atas pertanyaan ini iblis menjawab, “Teman-teman saya dari golongan umatmu, ya Muhammad,

عشر

“ada sepuluh orang.”

Ada sepuluh orang yang merupakan teman-teman iblis dari dunia sampai ke neraka. Siapa mereka? Pertama, kata iblis, teman saya,

حاكم جائر

“Hakim yang curang.”

Hakim yang tidak adil. Ini bisa dimaklumi. Kenapa? Karena hakim diharapkan adalah produk keadilan. Sehingga orang mengatakan, seorang hakim adalah seorang yang meletakkan sebelah kakinya di surga dan sebelah lagi di neraka. Kalau adil dia menghukum, kaki sebelah kanan yang akan menentukannya ke surga. Kalau licik dia menghukum, kaki sebelah kiri yang akan menjerumuskan dia ke dalam neraka.

Yang kedua, teman saya, kata iblis,

غني متكبر

“Orang kaya yang sombong.”

Orang kaya sombong itu teman setan. Orang miskin sombong itu lebih teman lagi tuh. Sebab ini sudah kelewatan. Kalau orang kaya sombong barangkali ya, barangkali masih lumayan lah, orang kaya. Tapi kalau sudah miskin, sombong, minta ampun. Orang kaya yang sombong adalah musuh iblis. Sebab pada hakikatnya tidak ada yang kaya dalam kehidupan ini, kalau sudah bercermin pada apa sih yang kita punya. Nabi Sulaiman karena merasa menguasai antara masyriq dan maghrib, satu hari pernah mohon izin kepada Allah, “Ya Allah, saya mohon izin kepada-Mu untuk memberikan makan kepada seluruh makhluk-makhluk-Mu sekedar satu hari saja.” “Baik.” Satu hari Nabi Sulaiman mau menjamin menanggung makannya semua makhluk. Karena merasa kaya. “Baik,” kata Allah. Lalu sibuklah Nabi Sulaiman mengadakan persiapan. Seluruh bala tentaranya, jin, binatang, dikumpulkan, mengumpulkan makanan yang sebanyak-banyaknya diatur di satu lapangan yang sangat luas. Sebab ini yang mau makan tentu tidak sedikit. Sudah selesai persiapan. Kata Allah, “Sudah selesai, Sulaiman.” “Sudah, ya Allah.” Aku mulai dari makhluk-Ku yang paling di bawah, ikan. Ikan Nun dipanggil oleh Allah. “Rizkimu hari ini mau ditanggung Sulaiman. Naik, makan.” Naik ikan Nun. Sekali makan seluruh persiapan habis. Goleng kepala Nabi Sulaiman. Beliau sadar lalu sujud. “Maha Kaya Engkau,

Yang ketiga,

تاجر خائن

“Pedagang yang berkhianat.”

Baik kepada sesama teman pedagangnya, karena ingin maju dari yang lain, terjadi persaingan yang tidak sehat. Di berbagai bidang bisnis itu. Ataupun kepada para pembelinya dengan mengatakan, barang yang tidak baik menjadi baik. Sebab pada dasarnya, apabila kaum pengusaha sudah berkhianat, akan timbul kegoncangan ekonomi. Dan kegoncangan ekonomi dampaknya adalah melahirkan kelas-kelas kemiskinan. Kemiskinan merupakan satu perangkat iblis, bila ekonomi sudah goncang, terjadi penimbunan barang, terjadi spekulasi harga, timbullah kegoncangan sosial.

Yang keempat, teman-teman setan, teman-teman iblis,

شارب الخمر

“Orang yang minum arak.”

Pemabuk itu teman setan. Bahkan divonis tidak beriman orang yang pada saat meninggal dunia di dalam perutnya itu masih ada khamr. Tidak beriman divonis. Jadi dalam satu pesta dimana disediakan minuman-minuman keras iblis itu sudah memasang perangkap. Dan bila minuman itu dihampiri orang, dia mulai seneng, wajahnya berseri-seri. Kalau minuman dituang ke gelas, dia tepuk tangan. Bila minuman mulai mengalir ke tenggorokan, dia jijimprakan iblis. Girang bukan main.

Saudara-saudara kaum Muslimin rahimakumullah, kenapa pemabuk merupakan teman setan? Karena dalam keadaan mabuk orang kehilangan daya kontrol. Perbuatannya nyaris tidak terkontrol lagi. Tidak ada rahasia. Tidak ada harga diri. Tidak ada sifat memelihara. Dan itu ciri-ciri daripada iblis.

Yang kelima, teman iblis itu,

القتات

“Tukang-tukang fitnah.”

Itu suling iblis itu, terompet setan. Sebab apa? Benar kalau Quran mengatakan Nabi mengatakan,

الفتنة أشد من القتل

“Fitnah lebih bahaya dari pembunuhan.”

الفتنة أشد من القتل

“Fitnah itu lebih bahaya daripada pembunuhan.” Karena fitnah membunuh orang secara pelan-pelan.

Saudara-saudara kaum Muslimin, yang keenam, teman setan,

صاحب الرياء

“Orang yang riya’.
Beramal cuma to show only, supaya ingin dipuji orang, ingin dilihat orang. Riya’ namanya. Tidak ada ikhlas.

Yang ketujuh, teman setan,

آكل مال اليتيم

“Orang yang memakan harta anak yatim.”

Itu setan seneng betul itu. Dia bisikkan, “Kau kan ngurus anak yatim. Ah, kau sudah menanamkan budi kepada mereka. Jadi wajar kalau kau ambil bagian.” Mula-mula memang dalam batas yang wajar. Makin lama, malah berebut sama yatimnya. Makin kesonoin, yatimnya malah ga keduman, panitianya yang kenyang.

Orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim ini merupakan teman setan. Sebaliknya, orang yang melindungi anak yatim, kata Nabi, “Seperti dua jari ini dengan aku di akhirat nanti.” Dekat derajatnya dengan Rasul.

Yang kedelapan, teman setan,

المتهاون بالصلاة

“Orang yang nganggap enteng shalat.”

Agama itu tidak berat. Jangan diberat-beratin, tapi juga jangan dienteng-entengin. Sebab yang enteng kalau kita entengin, akhirnya menganggap remeh. Mulanya memang sedikit. Makin lama makin banyak, makin lama makin banyak, makin bertumpuk. Apalagi kalau sadar kita shalat adalah tiang daripada agama. Bagaimana rumah akan tegak tanpa tiang yang kuat. Bagaimana agama akan tegak dalam diri seseorang kalau shalatnya dienteng-entengin. Jangankan yang sunah, yang wajib saja kadang-kadang tutup lobang gali lobang. Padahal itu merupakan tiang pokok. Rumah itu untuk kuat harus ada tiang-tiang tambahan. Tiang-tiang tambahan ini ya nawafil ya rawatib, shalat-shalat sunah itu. Itu untuk menjaga stabilitas temperatur batin kita kepada Allah.

Yang kesembilan,

مانع الزكاة

“Orang yang enggan membayar zakat

Yang terakhir, yang kesepuluh, teman iblis,

من يطيل الأمل

“Orang yang terlalu panjang angan-angan.”

SebelumnyaBencana Alam dalam Perspektif Al-Quran dan SainsSelanjutnyaManfaaat makanan Halal dan dampak makanan Haram & syubhat
Masjid Daarul Muttaqin
Jl. Sidomukti Raya No. 1A, Tlogosari, Semarang
Status LokasiJl. Sidomukti Raya No 1A, Tlogosari, Semarang